Selasa, 12 April 2011

life is tolerance..

Dua hari sudah saya tidur di pinggiran danau alias ngecamp di situ lembang jawabarat bersama kawan saya ahmad fadlan,cecen dan grand nama samaran nama aslinya imam jamaludin.Karena merasa telah terlalu lelah,setelah menempuh perjalanan dari situlembang menuju rumah ,maka saya memutuskan untuk menggunakan transportasi bus untuk pulang kembali ke jakarta,dikarnakan terminal pemberhentian bus lebih dekat jaraknya dengan kosan dibanding statsiun gambir ,karna biasanya saya menggunakan transportasi kreta api .

Sayapun langsung menuju terminal dan membeli tiket bus kelas eksekutif dengan maksud dapat benar2 istirahat selama perjalanan pulang. Sewaktu memasuki terminal lewipanjang kota bandung, bus mengangkut penumpang lain, yang kalau saya duga mereka adalah anggota keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang kira2 berumur 6-7 tahun.

Waktu itu malam hari sekitar pukul 7, ketika semua orang di dalam bus sedang tertidur pulas termasuk saya, untuk kemudian terbangun karena si anak tadi berteriak kegirangan ketika mengetahui bahwa di dalam bus itu terdapat AC, bantal, tv, dll. uhh,kampungan bener nih bocah ucap saya dalam hati. jam berikutnya, kelakuan anak tadi tambah menjadi2, bermain di dalam bus, tertawa terbahak2, loncat sana loncat sini, dan hal2 aneh lainnya ia lakukan. Saya benar2 terganggu dibuatnya…

Celakanya…sang ayah tidak sedikitpun menenangkan si anak, malah sang ayah menemani sang anak bermain dan tertawa. ingin sekali rasanya saya menegur mereka dengan nada yang tinggi, menyarankan mereka untuk mengecilkan volome suara atau bahkan untuk diam.

Namun saat itu… saya kemudian mengamati penumpang seisi bus yang didominasi oleh orang2 dewasa (30 th keatas), mereka semua seakan tidak terganggu dengan ulah si anak. padahal suara anak itu benar2 menggangu kami seisi bus, tapi mengapa mereka penumpang lain malah tidak mau ambil pusing dgn kelakuan si anak, mengapa malah saya yang masih muda yang malah kehilangan kesabaran atas kelakuan anak itu.

Disinilah saya mulai berfikir… bahwa mereka, para penumpang lain, yang berumur kebanyakan 30th keatas, telah memperlihatkan kepada saya ttg arti dari hidup. mereka tidak tuli dgn mengabaikan suara si anak yang sangat mengganggu telinga, mereka tidak buta dgn tidak mengacuhkan kelakuan si anak yang lompat sana lompat sini, tapi mereka telah menunjukkan saya kedewasaan seorang “Dewasa”.

Mereka telah memberi saya pelajaran tentang arti dari hidup. maka saya pun berusaha mencoba untuk tidak memperdulikan tingkah anak itu, mencoba untuk memaklumi semua kelakuannya..

Satu lagi pelajaran tentang hidup yang saya dapatkan dari sebuah perjalanan…
ya.. hidup itu TOLERANSI kawan.

Read More..

Senin, 11 April 2011

PHP Framework

Buat para programmer atau para interest IT, pasti sudah kenal kan yang namanya Framework??. Pasti jawabannya “tentu sudah kenal” :D. Tapi buat yang belum tahu tentang Framework, kira-kira pengertiannya seperti ini: Framework adalah sekumpulan perintah/fungsi dasar yang dapat membantu dalam menyelesaikan proses-proses yang lebih kompleks.

REVIEW
Mengapa kita butuh framework?
Bagi anda yang belum familiar dengan framework, framework adalah sekumpulan fungsi, class, dan aturan-aturan. Berbeda dengan library yang sifatnya untuk tujuan tertentu saja, framework bersifat menyeluruh mengatur bagaimana kita membangun aplikasi. Framework memungkinkan kita membangun aplikasi dengan lebih cepat karena sebagai developer kita akan lebih memfokuskan pada pokok permasalahan sedangkan hal-hal penunjang lainnya seperti koneksi database, form validation, GUI, dan security; umumnya telah disediakan oleh framework.

Framework yang ideal menurut saya
Sejak fenomena Ruby on Rails, sebuah framework untuk bahasa Ruby, yang mana mampu memberi kemudahan yang luar biasa bagi developer dalam membangun aplikasi web; tumbuh menjamur framework-framework sejenis yang mengadopsi kemampuan Ruby on Rails untuk bahasa lainnya. Untuk PHP sendiri, terdapat PHP on Track, Symfony, PHPCake, CodeIgniter, dan masih banyak lainnya.

Saya telah mencoba Symfony, PHPCake, dan CodeIgniter. Symfony memiliki fasilitas paling lengkap, terdapat command line interface untuk membangun Object Relational Model (ORM), yang menterjemahkan relational database menjadi kode program;
dukungan AJAX; scaffolding. Apa yang saya rasakan adalah, bahwa Symfony adalah framework yang sangat solid. Saya sangat menyukai fasilitas ORMnya, scaffolding yang kompleks, dan tutorial dan dokumentasi yang sangat bagus dan komplit. Bagaimana tidak bagus, selain disediakan User Guide yang berisi referensi API, juga disediakan sebuah buku berisi study case.
Saya mencoba bertahan selama hampir 1 tahun dengan berusaha membuat aplikasi sederhana, namun pada akhirnya saya putuskan untuk berhenti.

Berikutnya adalah CakePHP, framework ini juga memiliki ORM dan scaffolding seperti halnya Symfony. Terdapat juga command line interface, yang disebut sebagai baker, namun sifatnya tidak mutlak digunakan. Secara keseluruhan CakePHP memiliki kemampuan tidak jauh dari Symfony, namun sekilas lebih sederhana dan ukurannya lebih kecil,tetapi sepertinya dia tidak online. Saya merasa CakePHP tidak bisa memberikan apa yang saya inginkan, meski pun saya telah mencoba tutorial dan membaca panduan lainnya, saya tetap tidak bisa melakukan apa-apa yang saya inginkan.

CodeIgniter, framework ini sebelumnya tidak masuk daftar yang akan saya coba. Hal ini dikarenakan oleh fiturnya yang jauh lebih sedikit dibandingkan Symfony dan CakePHP. Tidak ada ORM, scaffolding sangat sederhana, tidak ada AJAX, tidak ada user authentication.

Lalu apa yang saya bisa harapkan darinya? Bermula dari membaca berbagai review php framework di blog lain, mereka mengatakan bahwa CodeIgniter memiliki kinerja yang lebih bagus daripada Symfony maupun CakePHP, dikarenakan oleh library yang di-load oleh framework lebih sedikit. Setelah saya mencobanya, memang framework ini terasa beda. Terasa lebih ringan dan lebih bebas. Meskipun CodeIgniter juga menggunakan design pattern MVC, namun tidak lah mutlak untuk menggunakan M (model). Jadi saya bisa dengan bebas menggunakan style yang saya sukai. Sajian dokumentasinya cukup lengkap, meskipun tidak selengkap Symfony, namun sangat memadai. Saya bisa melakukan ini itu setelah saya membaca panduan di online manual. Sangat menyenangkan, dimana Symfony dan CakePHP tidak bisa memberikannya untuk saya. Meskipun memiliki kemampuan yang dibawah framework lainnya, namun CodeIgniter sangat mudah untuk dipelajari. Mungkin ini lah yang dimaksud dengan framework lightweight. Mudah dan sangat ringan, namun tidak memiliki fasilitas sebanyak framework lainnya. Ketika saya amati forum dan halaman wiki, komunitas CodeIgniter memberikan solusi untuk permasalahan seperti User Authentication dan Ajax. Sepertinya memang pembuat CodeIgniter sengaja memberikan kebebasan kepada usernya untuk mengembangkan sendiri sesuai dengan kebutuhan masing-masing yang berbeda, sedangkan CodeIgniter bertanggungjawab terhadap tugastugas lain yang lebih utama. Bagi saya CodeIgniter menarik, mudah dipelajari, dan sangat solid untuk membangun aplikasi yang besar. Peraturan-peraturan dan library yang disediakannya tidak membatasi saya untuk tetap menggunkan style pemrograman yang saya sukai. Ini adalah point penting. Siapa mengatur siapa, programer mengatur program atau program mengatur programer?

Read More..